Forecasting Methods

Sewaktu menyiapkan materi training Forecasting Methods hari Rabu lalu tiba2 teringat cerita seorang kawan yang di tahun 90-an hobi banget pasang (beli) nomer undian berhadiah. Waktu itu ada yang namanya Porkas. Buat milenials yang tidak tahu apa itu porkas, porkas adalah undian berhadiah (istilah lain untuk judi lotere yang dilegalkan oleh Pemerintah kala itu) untuk menggalang dana dan membiayai penyelenggaraan olah raga nasional - terutama sepak bola. Porkas itu sendiri kepanjangan dari Pekan Olahraga Ketangkasan. Nah kawan ini bercerita bahwa dirinya sering memperoleh uang lebih dari hasil tebak2an nomer ini dan lucunya, dia memperoleh tebakan nomer dari orang gila. Benar2 orang gila yg sering ditemuinya saat pulang kerja. Sedangkan hasil perhitungan rumitnya dengan menggunakan bermacam metode peramalan tak pernah sekalipun nyantol alias zonk!

Kembali ke materi forecasting method dalam pembahasan Materials Management di atas. Ada dua metode yang umum digunakan dalam forecasting, yakni qualitatif dan quantitative method. Yang pertama lebih didasarkan pada penilaian, pertimbangan, opini, intuisi, emosi, atau pengalaman pribadi yang sifatnya sering subjektif. Sedangkan yang ke dua bersifat objektif karena menggunakan bermacam perhitungan matematis dsb. Lalu, apakah metode yang dilakukan secara rumit akan memperoleh hasil yang lebih baik? Ternyata belum tentu. Seringkali logic yang kita gunakan untuk berpikir dalam menghitung suatu angka masih kalah jos dibandingkan intuisi atau feeling yang sudah terlatih ber-tahun2. Ini seringkali kita temui dalam dunia pekerjaan kita :).

Nah, tanpa bermaksud membandingkan teori2 peramalan dengan intuisi orang gila dalam cerita di atas ada hal yang menarik menurut saya, bahwa setiap orang sebenarnya memang memiliki kemampuan untuk meramal. Ini bukan klenik atau mistis. Ada satu penilitian yang mengungkap bahwa beberapa bagian tubuh manusia bahkan bisa menunjukkan dan meramal penyakit tertentu yang akan muncul dan bisa kita cegah jika kita tahu jauh2 hari sebelum kondisinya menjadi lebih parah. Saya lupa pernah baca di mana (nanti saya cari ya, dan saya akan post terpisah).

Oh iya, teman saya malah ada yang bisa meramal bahwa dia akan diomeli boss-nya di hari2 tertentu....wkwkwk. 

Serius amat bacanya .... ini kan cuma hiburan saja ya.
Buat yang sudah menyimak kemarin, agar segera dikumpulkan PR-nya.
Maturnuwun.





RMunadji

6 comments:

Mawarni Shinta said...

hehehehhe...meramal akan diomelin...

Mawarni Shinta said...

nice post Pak...saya penasaran bgt sm forecasting...metode ramalan gmn yang bisa paling mendekati...seringkali itungan angka meleset jauh

RMunadji said...

meramal hukumnya haram bu, yg boleh hanya meramal tgl 25 hari gajian, kecuali tanggalan merah wkwk

RMunadji said...

tak ada yg bisa meramal sesuatu dgn persis karena manusia terlalu banyak dosa :) Thanks sudah comment ya bu

Mawarni Shinta said...

wkwkwkwkkw....leres sanget pak

RMunadji said...

musti belajar ML (Machine learning) dulu biar bisa buat prediksi lebih jossss.... biar secanggih teknologi AI.