Dag Dig Dug Covid19

Berikut ini artikel kiriman dari sahabat gis, berkisah tentang ketegangan beliau dan keluarganya saat terpapar Covid19. Sebuah perjuangan yang mendebarkan. Semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih bijak dan ber-hati2 dan selalu menjaga kesehatan. Terima kasih pak Agus untuk waktunya menulis ini. Sangat bermanfaat. Semoga sehat senantiasa.

Tulisan ringan ini saya persembahkan untuk keluarga dan teman-teman semua hanya untuk berbagi pengalaman pribadi saya selama pandemi dan sebagai covid 19 survivor.

Di awal munculnya virus ini begitu banyak pro dan kontra baik dari mana virus ini berasal, siapa yang harus mengumumkan dan bagimana cara menanggulanginya, jenis vaksin yang cocok, begitu hiruk pikuknya berita berseliweran di semua media, percakapan di lingkungan keluarga, di kantor ataupun di warung kopi, tapi saya tidak akan bahas masalah itu kareana sudah banyak ahli yang memberikan pandangan sesui keahlianya, tetapi saya akan cerita bagaimana saya berurusan dengan virus covid 19 ini.

Di awal 2020 setelah virus merebak di mana mana semua instansi berusaha berbuat terbaik dan bergerak cepat untuk menanggulangi penyebaran virus ini agar tidak merebak ke lingkungan kantor, pabrik, mall maupun di keluarga, tidak terkecuali di tempat saya bekerja, ada aturan dan SOP yang harus dipatuhi oleh semua karyawan, dibentuk team penanggulangan covid 19 dan anggota team diberikan pelatihan cara penanganan apabila ada karyawan yang mendapat gejala tertular virus ini, di samping itu perusahaan juga bekerja keras untuk menyediakan APD berupa masker, sarung tangan, thermogun, baju hazmart, kemudian vitamin dan suplemen tambahan maupun sanitizer yang harus didistribusikan ke suluruh kantor di berbagi kota besar di pulau jawa dengan cepat. Kemudian pengaturan jam kerja dan pengaturan ruangan dengan mengurangi kapasitas ruangan dengan pangaturan jam kerja atau setiap meja diberikan pembatas agar bisa mengurangi interaksi langsung antar karyawan, mengingatkan team yang di lapangan agar benar benar menjalankan protokol yang ketat.

Di tengah merebaknya virus covid 19 dan padatnya jadwal di kantor serta pembatasan pergerakan masyarakat di pulau jawa yang pada akhirnya juga berimbas ke kehidupan saya pribadi mungkin juga banyak teman-teman harus hidup terpisah dan tidak bisa bertemu keluarga dalam waktu yang panjang, biasanya setiap bulan bisa pulang ke Jawa Timur kali ini harus hidup sendirian di wilayah Bogor, lebaran tahun 2020 (1441 H) tidak bisa mudik untuk bertemu keluarga dan sungkem kepada kedua orang tua adalah cerita tersendiri yang mengharu biru. Pada saat liburan Idul Adha akhirnya diberikan ijin dari perusahaan untuk bisa pulang ke Sidoarjo, persoalan muncul adalah mau pakai transportasi apa, karena pakai transportasi publik bertemu banyak orang beresiko tinggi untuk terinfeksi virus, dengan berbagai pertimbangan dan menghitung kekuatan fisik diri sendiri akhirnya saya putuskan membawa mobil sendiri untuk pulang ke Jawa timur, untuk memenuhi aturan perjalanan harus ikut rapid test dan membawa surat jalan untuk bertaktivitas di kantor Jawa timur karena di sana ada kantor cabang besar setelah Jakarta, setelah dinyatakan hasilnya negative,kemudian semua keluarga di rumah juga rapid tes hasilnya semua negative.

Perjalanan menuju Surabaya dimulai, dan ini adalah perjalan pertama dari Bogor menuju Sidoarjo Jawa Timur menggunakan kendaraan, dengan persiapan fisik dan mental, bekal makanan dan air minum disiapkan cukup untuk bekal perjalanan agar tidak perlu mampir ke restoran kecuali keperluan ke toilet , singkat cerita setelah 6 jam perjalanan akhirnya sampai di rumah orang tua di Sragen, setelah melepas kangen dengan orang tua perjalan dilanjutkan ke Sidoarjo, perlu 3 jam perjalan akhirnya sampai dan bertemu keluarga, perjalanan panjang tol Jakatarta Surabaya tanpa putus adalah pengalaman tersendiri, jauh sebelumnya saya pernah bawa mobil keliling Sumatra Utara sampai ke Aceh tepatnya ke Lhoksumawe dan keliling Sulsel – Sulbar untuk urusan pekerjaan , setelah hampir 3 minggu berkativitas di Jawa timur akhirnya tiba saat harus kembali Ke Jakarta, setalah perjalanan tersebut akhirnya menaikkan kepercayaan diri untuk perjalanan, setelah perjalanan pertama akhirnya setiap pulang ke Sidoarjo selalu membawa mobil sendiri. (nanti buat cerita terpisah)

Dag dig dug virus covid 19 akhirnya semakin dekat , ada teman dan keluarga terjangkit virus covid 19, dan itu sangat mengkawatirkan tidak hentinya berdoa kepada Alloh SWT agar kita terhindar dari virus ini, satu dua kawan kita tidak kuat melawan virus dan salah satu keluarga terdekat saya juga mengalami hal yang sama dan kami semua harus merelakan kepergiannya semoga, semoga Bulekku diberikan ampunan dan mendapatkan Surga yang telah dijanjikanNya, di tengah kegaluan ini semua tiba tiba dipagi hari setelah subuh tanggal 10 maret 2021 mendapatkan kabar Bapak saya mendapatkan serangan jantung dan sempat jatuh di halaman masjid setelah sembahyang subuh, ini adalah serangan kedua setelah yang pertama 4 tahun sebelumnya dan saat itu beliau dirawat 1 minggu di salah satu RS di Solo, pagi itu Bapak dibawa ke RS terdekat di daerah Masaran dan dinyatakan kena serangan jantung, karena keterbatasan alat kemudian dipindahkan ke RS di Solo, setelah dinyatakan negative covid kemudian dilakukan pemeriksaan lebih detail dan akhirnya ditemukan adanya penyumbatan, setelah persetujuan keluarga diambil tindakan untuk pemasangan ring di pembuluh jantungnya dan hanya perlu pemasangan 1 ring saja, Ibu dan ke 3 adik saya serta keluarga lain menuggui selama proses tersebut, Alhamdulilah pemasangan ring selesai, kami semua senang karena Bapak sudah mendapatkan perawatan yang baik, adik saya yang nomer 3 sama petugas medis sempat diperlihatkan rekaman video kondisi pembuluh darah jantung sebelum dan sesudah pemasangan ring, selama proses itu saya selalu di-update kondisinya Bapak, kemudian setelah mendpatkan ijin dari pimpinan maka saya persiapan untuk pulang nengok Bapak di Solo, jam 5 sore hasil rapid tes keluar negative dan langsung memesan ticket pulang ke Surabaya untuk menjemput keluarga, baru kemudian ke Sragen untuk menjenguk orang tua. Ke esokan harinya tanggal 11 Maret setelah sholat subuh pada saat packing pakaian tiba tiba dapat kabar dari adik paling kecil yang menunggu di RS, dengan terbata bata menyampaikan kalau Bapak mengalami henti jantung dan dalam proses penganan dokter, bak di sambar petir, marah sedih kecewa rasanya susah untuk diceritakan, dalam kekalutan harus bertindak cepat untuk merubah penerbangan ke solo, dengan ijin Alloh saya mendapatkan penerbangan ke Solo, dalam perjalanan naik taksi ke bandara Halim saya harus mengabari Ibu yang malam itu tidur di Kartosuro di rumah adik nomer dua, dan adik nomer 3 yang tinggal di Yogjakarta yang malam itu pulang kerumah masing masing agar segera ke RS kondisi Bapak Kritis, Innalilahi wa innailaihi rojiun adik memberikan kabar kembali kalau Bapak sudah Wafat, Ibu ditemani Om dan bulek dan adik adik sudah di RS walau dalam kondisi panik pada akhirnya semua adik adik bisa tenang, tapi saat itu Ibu belum d kasih tau, Om dan Bulek ambil inisiatif mengajak ibu untuk pulang dan dalam perjalanan baru di kasih tau kalau Bapak sudah meninggal, selama menunggu penerbangan adik adik selalu berkomunikasi terus untuk mengambil keputusan pemulasaraan jenasah Bapak dilakukan di RS, akhirnya pesawat Batik Air berangkat tepat waktu, setelah pesawat mendarat di solo dan naik taksi telpon terus berdering dari adik adik untuk mengetaui posisi saya, mas pengemudi taksi akhirnya tau kalau saya sedang berduka dan mengejar waktu, ini sepertinya pertama kalinya saya naik taksi dengan kecepatan sangat tinggi dan saya mengucapkan terimakasih kepada kepada mas nya, akhirnya saya sampai rumah, banyak pelayat dan semua keluarga berkumpul, Om langsung menyuruh saya untuk langsung ambil air wudhlu agar saya segera men sholatkan jenasah dan ada beberapa kerabat menjadi makmum di belakang saya, saya sudah tidak bisa lagi lihat wajah bapaku tercinta, saya harus iklas dan tegar, saya peluk Ibu, kemudian adik adik saya, dan saya belum lihat istri dan anak anak saya yang pagi itu berangkat dari Surabaya, ( saat saya tulis ini tak terasa air matanya mengalir di pipi) , kemudian proses pemberangkatan jenazah diawali sambutan keluarga dan pelepasan jenasah untuk segera dimakamkan, kurang lebih jam 11 proses pemakaman selesai, dan ternyata di belakang saya sudah ada kedua anak saya, mereka terbata bata ada kesedihan dan penyesalan tidak bisa datang lebih awal untuk melihat kakek nya yang terakhir kalinya, saya peluk keduanya dan saya bisikkan untuk mengiklaskan kepergian kakeknya dan saya minta berdoa untuk kakeknya, semoga Bapak diampuni segela dosanya dan amal ibadahnya diterima Alloh SWT dan ditempatkan di Surganya..Amin.

Dag dig dug virus covid semakin dekat ke keluarga inti saya , beberapa hari setelah Bapak Wafat adik adik ber inisiatif mengajak Ibu menikmati kesejukan udara di Tawangmangu, ibu sempat cerita kalau beberapa waktu sebelumnya pernah makan didaerah tersebut, setelah menikmati menu makanan Ibu tiba tiba mengeluhkan pusing dan lemas kemudian di bawa pulang semua panik, adik mengabari saya kemudian saya minta adik untuk melakukan beberapa Gerakan untuk mengetahi kondisi ibu, kemudian saya telpon sepupu yang dokter untuk konsultasi, kebetulan adik sepupu sedang silahturami dengan keluarga suaminya di daerah Gemolong kemudian cepat cepat datang ke rumah untuk memeriksa ternyata tensinya tinggi ( Ibu punya Riwayat darah tinggi) dan melihat ada indikasi Ibu kena stroke, kemudian dengan cepat adik adik membawa Ibu ke RS di Solo untuk menjalani perawatan, sebelum dilakukan perawatan dilakukan swab tes, hasil pertama dan kedua negative tetapi tes ketiga ibu dinyatakan positif covid 19, dalam kodisi stroke Ibu harus menjalani isolasi di RS selama 10 hari, saya, adik adik dan keluarga betapa sedihnya menghadapi kondisi ini, covid benar benar ada di tengah keluarga saya, dengan inisiatif sendiri keluarga adik saya melakukan Rapid test dan semua negative, kita semua hanya berdoa yang bisa dilakukan, selama masa isolasi ibut kita bekali Handphone untuk kominukasi, dari situ kita baru tahu kaki dan tangan kanan ibu tidak bisa digerakkan, tapi ibu masih mengenali kami semua walau hanya lewa suara, setiap sore adik adik berkumpul di RS walau tidak bisa nengok ke dalam dan hanya bisa melihat lewat layar CCTV. Alhamdulillah hari ke 10 Ibu sudah negative dan dan malam itu dijinkan pulang, kami semua harus menerima kenyataan ibu mengalami kelumpuhan kaki dan tangan sebelah kanan tetapi masih mengenali kami semua dan sampai saya buat tulisan ini perkembanngan kesehatan Ibu semakin baik, kaki dan tangan sudah bisa digerakkan walau masih beraktivitas di atas kursi roda.

Mundur ke belakang lagi, akhirnya puasa bulan Ramdhan 1442 H sudah datang kembali, saya mendapat ijin untuk menjalankan ibadah puasa bersama keluarga di Sidoarjo dan berkantor di pasuruan, saya ke Surabaya lebih awal sebelum ada larangan mudik, setelah mendekati hari raya Idul Fitri baru dikeluarkan larangan mudik, harus menerima kenyataan tidak bisa lebaran lagi ke rumah orang tua, pasca libur lebaran virus covid 19 merajalela, peningkatan kasus begitu naik tajam dan saya belum diijinkan balik ke Jakarta karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian saya mendapatkan kesempatan ikut vaksin pertama di puskesmas tanggal 17 Juni 2021 Alhamdulillah lega rasanya dan merasa lebih percaya diri untuk terhindar dari virus covid 19.

Tanpa saya sadari entah dari mana datangnya dan interaksi dengan siapa yang menyebabkan virus semakin dekat dengan saya, hari minggu tanggal 27 Juni 21 sore hari tiba tiba tengorokan terasa tidak enak, kemudian saya mulai memakai masker dan menjauh dari keluarga terutama cucu yang masih kecil, hari senin tanggal 28 Juni saya masuk kerja seperti biasa tetapi dan pagi itu ada salah satu manager masuk keruangan saya tetapi semua pakai masker dan tidak lama ( pada akhinya 2 minggu lebih setelah ber intersaksi dengan saya dia juga terinfeksi cirus covid 19, apakah tertular dari saya atau dari orang lain tidak jelas, inkubasi virus 1sampai 14 hari ) sekitar jam 15 sore badan terasa kedinginan dan akhirnya ambil jaket dimobil yang memang saya siapkan untuk jaga jaga bila kurang enak badan, sore pulang kerumah dan belum terasa ada gejala yang mengkawatirkan kecuali batuk kecil dan sedikit meriang, saya berkecil hati juga, saya telpon adik adik cerita mengenai apa yang saya rasakan, kemudian adik yang di Yogjakarta kirim Obat China yang viral itu, kemudian adik yang di Sragen kirim obat cacing yang menghebohkan itu untuk jaga jaga, keesokkannya hari selasa tanggal 29 Juni 2021 sebelum kekantor saya mampir ke RS di dekat rumah untuk periksa, setalah mendaftar kemudian diperiksa dokter umum, sedikit meriang dan dinyatakan ke flu biasa, kemudian diberi receipt obat penurun panas, antibiotic, saya sempat menanyakan apakah perlu rapid test dijawab belum perlu keculai 3 hari lagi belum sembuh, setelah menebus obat di apotik pulang, di dalam perjalan saya berpikir betapa egoisnya saya kalau harus nunggu 3 hari lagi kenapa tidak sekarang saja rapid antigen sekalian untuk memastikan tidak terinveksi covid, akhirnya sebelum sampai rumah saya kembali lagi ke RS untuk test rapid antigen, setelah menunggu 1 jam akhirnya keluar hasilnya dan bak disambar petir hasilnya reaktif…dalam kondisi panik saya langsung minta test PCR dan hasilnya menunggu 2 hari, kemudian sama petugas lab disarankan langsung ke dokter paru paru yang kebetulan sedang praktek.

Kemudian saya daftar dan dapat nomer urut no 36, tiba giliran saya dipanggil suster untuk masuk ruang pemeriksaan, dokter spesialis paru paru melakukan pemeriksaan, tensi 170/90, kemudian dokter tanya obat darah tinggi apa yang diminumm saya jawab saya tidak minum obat darah tinggi karena selama ini normal saja dan pemeriksaan dokter umum pagi hari 140/80, kemudian saturasi masih 98, dan paru paru dalam kondisi baik , sampbil menunggu hasil swab dokter menyampaikan kondisi masih bagus walua terinfeksi covid 19 dan masih bisa isolasi mandiri di rumah, kemudian dokter berikan obat antivirus, antibiotic, penurun panas, obat racikan untuk flu dan vitamin D dosis tinggi, selama isolasi dirumah kamar tidur dan kamar mandi sudah terpisah di lantai 2 kemudian sambil menunggu hasil PCR selalu dikontrol via telpon/WA sama Ibu Dokter internis tetanga di perumahan, sejak hari itu badan mulai panas dan batuk terus terusan, kemudian tanggal 30 Juni atau hari kedua mulai ada yang janggal dengan perut mulai mual dan nafsu makan mulai turun, sama ibu Dokter dikirim obat maag (penyakit bawaan saya) dan hari itu saya menerima paket dari adik baik obat Cacing maupun supplement dari china yang sempat heboh itu. kemudian tanggal 1 July 2021 hasil PCR keluar dan dinyatakan positip covid, mental mulai drop dan perasaan campur aduk dan emosi mulai meningkat, selain obat dari dokter akhirnya saya putuskan untuk minum obat cacing itu, kemudian tanggal 2 July pagi bangun tidur kekawatiran mulai meningkat karena malam susah tidur karena badan panas dan batuk berlendir terus dan susah untuk makan, saya mulai berpikir harus cari RS untuk perawatan, akhirnya jam 8 pagi saya komunikasi dengan team HR kantor untuk mencarikan tempat perawaratan, karena semua RS Rujukan di Sidoarjo penuh, kemudian jam 9 pagi dapat jawaban ada tempat Isolasi di RS di daerah Malang, masalah muncul siapa yang akan antar ke RS, saya cek di google map perlu waktu 1 jam 20 menit, saya merasa masih kuat untuk bawa mobil, kemudian telpon kantor untuk minta pengawalan sampai RS, setelah semua keperluan disiapkan baju, laptop kemudian berangkat menuju RS , janjian sama driver yang mengawal di tol daerah pandaan, dalam perjalanan terus berdoa agar diberikan kekuatan, menjelang keluar tol ( di dekat bentul) badan mulai lemas dan meriang mulai panik, melihat google map masih perlu waktu 15 menit lagi, kemudian hidung dan dada dibalur dengan minyak angin lumayan bisa menolong, pada akhirnya sampai di RS dan Langsung masuk ruang Isolasi, kemudian diperiksa dan konsultasi dengan dokter jaga, sesuai keluhan akhirnya ditambah obat maag, sesui harga paket isolasi saya membayar biaya di depan Rp 8.500.000, urusan adminstrasi selesai.

Hari Jumat tanggal 2 July 2021 adalah hari ke enam sejak pertama kali saya merasakan ada gejala, dan hari itu saya mulai melakukan isolasi dan perawatan di salah satu RS swasta di Malang, sesuai paket perawatan saya harus menjalani isolasi selama 1 minggu, saya merasa lebih tenang karena ada petugas yang mengawai 24 jam dan setiap saat bisa dipanggil dan oksigen tersedia setiap saat bisa dipakai kalau di perlukan, malam pertama di RS yang dirasakan badan meriang, batuk terus terusan sampai otot perut rasanya sakit, dan susah makan, sholat 5 waktu tidak pernah saya tinggalkan dan terkadang sholat malam masih bisa saya kerjakan, tetapi setiap saya masuk kamar mandi dan ambil air wudlu saya merasakan kedinganan tak jarang sampai menggigil, tapi itu semua tidak menghalangi saya untuk tetap beribadah, selalu berdoa ingin cepat sembuh. Membosankan itu pasti tetapi harus kita jalani, selama perawatan sebelum perawat datang untuk periksa rutin selalu saya cek saturasi saya dulu dengan oximeter kebetulan saya beli sebelum saya kena virus dan hasilnya selalu di atas 95, perawat tinggal cek tekanan darah dan selama dirawat tensi dalam keadaan normal, dokter setiap sore selalu cek kondisi saya, 2 kali dokter berkunjung ke kamar selebihnya lewat video call, keluhan yang paling dominan adalah tidak bisa makan karena mual, batuk berdahak terus terusan dan itu sangat menyiksa sekali sampai kehabisan tissue, akhirnya ada kolega yang sudah seperti saudara dan tempat tinggalnya dekat RS minta tolong untuk dibelikan tissue, setiap kali perawat mengantar makanan bau makanan perut langsung mual dan seperti mau muntah, dan saya hanya paling banyak hanya bisa makan 3 sendok dan itu bagi saya cukup untuk minum obat, kekurangan asupan saya tambah dengan makan buah maupun roti yang disediakan RS atapun kiriman dari kolega yang berkantor di malang

Selama perawatan komunikasi dengan keluarga tetap berjalan lewat video call, dan teman teman selalu menyapa lewat WA group itu sangat menghibur sekali, dan rutinitas lainnya 3 kali sehari buka laptop untuk melakukan aktifitas Approval dan lainnya dari tiap cabang agar proses pembayaran vendor tepat waktu dan operasional tidak terganggu, sekali kali balas email dari kantor yang urgent, selama perawatan kami tidak diijinkan sama sekali untuk keluar ruangan apalagi bertemu orang lain, semua petugas masuk ruang perawatan menggunakan APD, jadi RS ini super ketat menjalankan protocol Kesehatan, situasi mulai membaik pada hari ke enam, makan sudah bisa enak dan habis , tidak mual lagi, badan sudah tidak panas dan batuk mulai berkurang tetapi tenggorokan masih terasa tidak enak, proses recovery mulai menunjukkan hal yang semakin baik, pada hari ke 9 masa isolasi sudah selesai, dan hasil pemerikaan menunjukkan perkembangan yang baik dan sekali lagi saya di-swab PCR, hari itu tanggal 9 July jam 7 malam saya diijinkan keluar RS dan diberikan surat selesai Isolasi dan dinyatakan virus sudah tidak menular, sambil menunggu hasil PCR diminta untuk lanjut isolasi di rumah selama 2 hari, setiap hari hari disediakan kelapa hijau dicampur madu untuk meningkatkan imun dan berjemur, saya belum berani berinteraksi sampai 2 hari kemudian hasil PCR keluar walau masih positif tapi CT value menunjukkan angka yang bagus atau dalam tahap kesembuhan dan sudah memasuki hari ke 15.

Masih ada batuk kecil dan ada rasa sakit di bahu sebelah kiri, pada hari ke 15 saya mulai mencoba olahraga ringan, dengan pemanasan dan perangangan otot yang cukup saya mulai jalan kaki di perumahan tetapi sekitar 400 meter kaki sudah terasa gemeter dan agak pusing, saya putuskan untuk kembali untuk dicoba besok paginya, tiap pagi selalu saya coba untuk menambah jarak tempuhnya, Alhamdulillah hari ke 20 saya sudah bisa tempuh 3 km dalam waktu 40 menit dan phisik saya anggap sudah normal, sedangkan sakit bahu sudah saya pijat 4 kali belum hilang, akhirnya pada tanggal 21 July 2021 saya sudah kembali bekerja masuk di kantor Pasuruan, rasanya lega dan senang, sama management masih diberi waktu untuk pemulihan di Sidoarja dan akhirnya tanggal 15 Agustus saya kembali ke Jakarta dengan mengendarai kendaraan sendiri, Alhamdulilah tanggal 16 Agutus 2021 saya mulai bekerja di kantor.

Tamat.

RMunadji

3 comments:

aut1966 said...

Terimakasih Pak Herry, sudah di ijinkan untuk memuat tulisan saya ini, semoga bermanfaat untuk temen temen yang membacanya, bahwa covid itu ada dan hindari dengan cara ikut vaksin, jaga protokol covid 19 dan jangan lupa berdoa Semoga Alloh SWT melindungi kita dan keluarga..sampai ketemu tulisan berikutnya.

RMunadji said...

terima kasih pa Agus

Gatri said...

Luar biasa bapak...sharingnya bagus. Semoga kita semua dapat memetik pengalaman yg sangat berharga ini...